Tottenham Vs Liverpool Buah Manis Keyakinan Ange Postecoglou – Ange Postecoglou akhirnya bisa sedikit tersenyum menyusul kemenangan 1-0 Tottenham Hotspur atas Liverpool pada leg pertama semifinal Piala Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, Kamis (9/1/2025) dini hari WIB.
Manajer Spurs itu sempat Kencana69 diragukan atas keyakinannya dalam menerapkan filosofi menyerang dan mengoptimalkan pemain muda seiring rentetan hasil buruk yang diraih Spurs. Berbekal keyakinan itu, Spurs menjadi tim kedua yang bisa mengalahkan Liverpool musim ini.
Ini menjadi kemenangan pertama Spurs dalam empat laga terakhir di semua kompetisi. Setelah mengalahkan Manchester United pada perempat final Piala Liga Inggris, Spurs kesulitan keluar dari tren buruk. ”Lili Putih” menelan tiga kekalahan dan satu hasil imbang.
Kritik, terutama dari pengamat sepak bola, mengalir kepada Postecoglou karena terlampau bernafsu memeragakan permainan menyerang. Di bawah Postecoglou, Spurs memang menjelma jadi mesin serangan yang tiada lelah menekan lawan. Lewat pendekatan seperti itu, Spurs memang sukses menyajikan sepak bola menghibur.
Hanya saja, permainan menyerang ternyata menyimpan risiko tinggi. Pilihan pendekatan itu telah menyebabkan kemampuan bertahan Spurs terekspos sangat dalam. Contoh paling jelasnya tampak saat Spurs takluk 3-6 dari Liverpool pada lanjutan pekan ke-17 Liga Inggris. Menghadapi Liverpool yang piawai bertransisi, Postecoglou kekeh meminta pemainnya tampil menyerang yang berujung menjadi lumbung gol Liverpool.
Cerita berlangsung berbeda kali ini untuk Spurs. Tetap menampilkan pendekatan menyerang yang sedikit dimodifikasi, ditambah mengandalkan pemain-pemain muda, seperti Lucas Bergvall dan Antonin Kinsky, keyakinan Postecoglou akhirnya membuahkan hasil.
Gol semata wayang pemain muda Lucas Bergvall memberikan kekalahan kedua kepada Liverpool musim ini. Sebelumnya hanya Nottingham Forest yang bisa mengalahkan Liverpool di semua kompetisi. Ini sekaligus mengakhiri catatan 24 laga tanpa kekalahan Liverpool.
”Para pemain benar-benar berkomitmen pada cara bermain yang kami inginkan. Mereka tidak goyah sedikit pun. Orang-orang terus meminta saya untuk mengubah apa yang saya lakukan, pendekatan saya. Saya hanya melihat para pemain percaya pada tim yang kami inginkan,” tutur Postecoglou, dinukil dari laman Spurs.
”Anda lihat malam ini, Liverpool menempatkan beberapa talenta hebat di lapangan pada babak kedua, beberapa pemain terbaik di negara ini masuk. Kami tidak bisa seperti itu saat ini. Kami mengandalkan para pemain yang setiap tiga hari berusaha keras secara fisik dan mental, dan selama itu mereka tidak goyah, tetap berusaha memainkan sepak bola kami, bersikap agresif dalam segala hal yang kami lakukan,” tambah Postecoglou.
Bergvall merupakan wujud nyata isi kepala Postecoglou. Pemain timnas Swedia yang baru berusia 18 tahun itu tidak kenal lelah dalam berlari dan menekan lawan. Golnya pada menit ke-86 berawal dari keberhasilan Dominic Solanke mengelabui Ibrahima Konate. Saat dua bek Liverpool tertarik oleh pergerakan Solanke, Bergvall mencari ruang kosong untuk masuk dan menembak.
Spurs bahkan bisa saja unggul lebih banyak andai gol Solanke pada menit ke-76 tidak dianulir. Lewat pemeriksaan video pembantu wasit (VAR), Solanke dinilai sudah lebih dulu berada pada posisi off-side sebelum menerima umpan terobosan.
Protes keras
Kemenangan Spurs diwarnai protes amat keras oleh Liverpool. Wasit Stuart Attwell dinilai keliru karena tidak menghukum Bergvall dengan kartu kuning kedua setelah menjegal bek kiri Kostas Tsimikas. Saat Tsimikas masih mendapat perawatan di luar lapangan itulah momen gol Bergvall terjadi. Situasinya saat itu Liverpool hanya bermain dengan 10 orang.
Slot terbakar amarah, lalu memprotes keputusan Attwell. Namun, manajer asal Belanda itu justru ”dihadiahi” kartu kuning.
”Dalam keputusan VAR, ia (wasit) harus memberi tahu semua orang apa keputusannya dan sayangnya ia tidak harus melakukan itu dengan keputusan ini (tidak memberi kartu kuning kedua kepada Bergvall). Banyak hal terjadi. Sangat tidak beruntung bagi kami,” kata Slot di laman Liverpool.
Meski begitu, peluang Liverpool untuk melaju ke final masih sangat terbuka lebar mengingat leg kedua akan dimainkan di Stadion Anfield. Atmosfer Anfield yang begitu intimidaitf akan memberi keuntungan besar bagi Liverpool untuk membalikkan keadaan. Apalagi sepanjang sejarahnya, Liverpool mampu tujuh kali lolos dari sembilan kali tampil di semifinal Piala Liga Inggris terakhir mereka.
Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, memuji para pemain Spurs yang tidak kenal lelah dalam berlari sehingga menyulitkan dirinya. Di samping itu, Van Dijk merasa performa pertahanan Spurs jauh meningkat dibandingkan dengan saat dibantai 6-3 oleh Liverpool.
Van Dijk pun mengaku akan menyiapkan pembalasan sepadan di Anfield. ”Sekarang leg pertama sudah berakhir dan saya menantikan pertandingan di Anfield,” katanya.