Plaza Menguatkan Kedai Santapan Serta Minuman – Gerai ritel santapan serta minuman jadi tulang punggung tingkatan kunjungan di plaza.
pelemahan energi beli warga disikapi pengelola pusat perbelanjaan dengan menguatkan gerai – gerai santapan serta minuman. Di tengah penyusutan energi los303, warga senantiasa memerlukan ruang interaksi sosial.
Konsultan properti Colliers Indonesia memfaalkan, kedai santapan serta minuman dan hiburan senantiasa memimpin serta jadi tulang punggung tingkatan kunjungan di plaza. Sebagian owner pusat perbelanjaan mengetahui buat lalu berevolusi untuk menjaga kemampuan.
Pimpinan Biasa Federasi Pengelola Pusat Berbelanja Indonesia( APPBI) Alphonzus Keagungan memperhitungkan, seusai wabah Covid- 19 mereda serta kebijaksanaan pemberlakuan pemisahan aktivitas warga( PPKM) sepanjang 3 tahun dicabut, yang awal kali dicari warga bukan berbelanja, melainkan ruang interaksi sosial.
Warga Indonesia mempunyai adat yang suka terkumpul, bagus bersama keluarga, ahli kerabat, sahabat, partner, ataupun komunitas. Akumulasi jenis kedai santapan serta minuman di pusat perbelanjaan ditaksir bukan sekedar diakibatkan penyusutan energi beli, melainkan pula sebab guna penting plaza bukan lagi cuma tempat membeli- beli.
” Kedai santapan serta minuman di pusat perbelanjaan jadi salah satu sarana yang bisa penuhi keinginan warga Indonesia hendak ruang interaksi sosial,” ucap Alphonzus, dikala dihubungi Kamis( 5 atau 6 atau 2025).
Beliau meningkatkan, plaza wajib dapat memperkenalkan pengalaman lebih untuk wisatawan, antara lain melalui rancangan yang mencampurkan tempat berbelanja dengan hiburan, tamasya, santapan serta minuman, dan halaman main serta berolahraga.” Dikala ini pusat perbelanjaan wajib bisa meningkatkan guna lain dari hanya selaku tempat membeli- beli, paling utama plaza yang berada di kota- kota besar.
Ruang Interaksi
Kepala negara Ketua PT Kota besar Land Tbk( Metland) Anhar Sudradjat mengatakan, gerai- gerai santapan serta minuman di pusat perbelanjaan dikala ini jauh lebih hidup bila dibanding kedai mode. Walaupun terjalin pelemahan energi beli, warga mengarah tidak menunda buat melaksanakan interaksi sosial. Plaza jadi opsi ruang berhubungan.
” Kita membaca hasil studi, orang tidak menunda melaksanakan hangout. Yang mereka mengundurkan merupakan pembelian yang skalanya besar, semacam pembelian alat transportasi. Jadi hendak terjalin dengan cara alami pergantian tenant di plaza dari mode ke santapan serta minuman,” ucap Anhar, sebagian durasi kemudian.
Perpindahan aransemen penyewa yang didominasi kedai santapan serta minuman jadi strategi perseroan buat mendesak tingkatan kunjungan ke plaza. Grupnya pula meminta penyewa( tenant) yang hendak memanjangkan ruang carter di plaza merenovasi ruangan ataupun beralih posisi kedai untuk membagikan penyegaran kepada plaza.
Beliau meningkatkan, salah satu kelebihan plaza merupakan penyewa yang energik. Oleh sebab itu, Metland menyangkutkan semua kegiatan di plaza dengan aktivitas makan serta minum.
” Di plaza kita terjalin pergantian alami dari tenant mode ke F&B.( Pergantian) Ini nyatanya baik pula, sebab terdapat penyegaran. Bila plaza isinya itu- itu saja, wisatawan bisa jadi jadi jenuh,” ucap Anhar, sebagian durasi kemudian.
Metode lain tingkatkan jumlah wisatawan merupakan membuat aktivitas ataupun pementasan di plaza yang membidik bagian keluarga, semacam aktivitas adu kanak- kanak. Akibat kegiatan yang ditimbulkan ditaksir lebih maksimal tingkatkan jumlah wisatawan plaza bila dibanding pementasan nada yang mengundang bintang film ataupun biduan.
” Aktivitas yang menyimpang anak kecil, hingga bunda serta ayahnya tentu turut. Sehabis itu, mereka makan- makan. Jadi, kita saat ini memusatkan aktivitas ke sana( keluarga). Strategi ini sesuai dikala ini, namun belum pasti sesuai tahun depan,” tutur Anhar.
Bagi Anhar, pengelola plaza wajib bersiap mengestimasi pergantian orang berbelanja. Strategi yang ditempuh Metland itu membuat tingkatan kunjungan di plaza tidak turun penting. Dikala ini, Metland mengatur sebagian plaza, antara lain Kota besar Mall Bekasi serta Kota besar Mall Cileungsi.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengemukakan, selama triwulan I( Januari- Maret) 2025, tingkatan keterisian plaza di Jakarta pada umumnya 74 persen, sebaliknya di Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi( Bodetabek) 69 persen. Penyempuraan dari bagian bauran penyewa sampai bentuk bidang luar diprediksi hendak lebih banyak terjalin.
Pada triwulan I- 2025, terdaftar 2 plaza sah bekerja, ialah Agora Mall di Jakarta serta Living World Grand Darmawisata( Bekasi). Agora Mall antara lain mengangkat rancangan tempat terkumpul warga urban Jakarta, spesialnya kegiatan santapan serta minuman. Aransemen jumlah tenant santapan serta minuman di plaza itu menggapai 70 persen.
Dalam sebagian tahun terakhir, gaya kunjungan ke pusat perbelanjaan ataupun plaza sudah hadapi alih bentuk penting. Bila lebih dahulu plaza sama dengan berbelanja mode serta benda elektronik, saat ini kedudukan kedai santapan serta minuman( F&B) bertambah muncul selaku energi raih penting. Banyak pengelola plaza di Indonesia yang dengan cara penting menguatkan zona F&B buat tingkatkan traffic wisatawan serta memanjangkan durasi kunjungan.
Kejadian ini bukan tanpa alibi. Di tengah melonjaknya kompetisi dengan e- commerce serta pergantian sikap pelanggan, pengelola pusat perbelanjaan mengetahui kalau pengalaman kuliner merupakan salah satu bagian yang susah ditiru oleh program digital. Makan bersama keluarga ataupun sahabat di restoran kesukaan sedang jadi alibi penting untuk warga buat tiba ke plaza.
Strategi Reposisi Ruang
Banyak pusat perbelanjaan saat ini melaksanakan reposisi ruang buat memperbesar zona tenant santapan serta minuman. Mal- mal besar semacam Grand Indonesia, Kota Kasablanka, serta Summarecon Mall Serpong, misalnya, sudah meningkatkan food court tematik, zona kedai kopi terbuka, dan memperkenalkan restoran dari brand global yang belum mempunyai banyak agen di Indonesia.
” Partisipasi tenant F&B kepada keseluruhan traffic wisatawan saat ini menggapai lebih dari 40%. Apalagi di akhir minggu, banyak wisatawan tiba spesial buat berupaya restoran terkini ataupun menjajaki food pergelaran,” kata Denny Gagah berani, General Manager Operasional salah satu plaza besar di Jakarta.
Tidak hanya menggandakan jumlah kedai F&B, pengelola plaza pula mencermati mutu pengalaman yang ditawarkan. Aspek estetika bidang dalamnya, konsep tempat bersandar, serta kehadiran zona semi- outdoor jadi atensi penting. Perihal ini dicoba buat membiasakan dengan gaya style hidup urban yang membutuhkan kenyamanan sekalian atmosfer instagramable.
Perkembangan Kedai F&B Lokal
Tidak hanya mendatangkan merk garis besar semacam Shake Shack, Regu Ho Wan, serta% Arabica, pusat perbelanjaan pula membagikan ruang besar untuk brand F&B lokal. Kedatangan upaya kuliner inovatif yang pergi dari UMKM, cloud kitchen, ataupun ekspo kuliner saat ini jadi besi berani tertentu untuk wisatawan.
Salah satu ilustrasinya merupakan area Eatery Market di AEON Mall BSD yang mengangkat rancangan food hall modern dengan puluhan tenant lokal. Di mari, wisatawan dapat menikmati bermacam kuliner khas Indonesia dengan bungkusan modern, semacam sate belit fusion, es kopi artisan, sampai dessert khas wilayah yang diolah kekinian.
Bagi Maria Gunawan, Head of Leasing suatu developer plaza terkenal, strategi ini berarti buat merangkul bagian milenial serta Gen Z.” Mereka mencari karakteristik, narasi di balik santapan, dan peluang buat memberi di alat sosial. Kedai F&B lokal dengan rancangan inovatif sanggup penuhi keinginan itu.”
Kerja sama dengan Influencer serta Event Kuliner
Dalam menguatkan zona santapan serta minuman, plaza pula beruntun melaksanakan kerja sama dengan influencer kuliner serta menyelenggarakan event tematik semacam food fair, culinary week, sampai cooking show. Ini jadi bagian dari strategi experiential marketing yang bermaksud tidak cuma menarik wisatawan, namun pula memanjangkan lama kunjungan mereka.
Selaku ilustrasi, kegiatan“ Street Food Pergelaran” yang diselenggarakan di Plaza Central Park pada dini Mei kemudian sukses menarik lebih dari 100. 000 wisatawan dalam sepekan. Event itu memperkenalkan kedudukan santapan dari bermacam kota di Indonesia dan demo masak dari chef selebriti yang banyak diiringi di alat sosial.
” Event kuliner membagikan angka imbuh. Wisatawan tidak cuma makan, tetapi pula merasakan suasana yang berlainan. Ini membuat mereka mau tiba balik,” nyata Hana Gadis, Marketing Manager Central Park.
Sokongan Teknologi serta Layanan Digital
Pengelola plaza pula menggunakan teknologi buat menguatkan pengalaman kuliner di zona F&B. Aplikasi digital directory, sistem pemesanan lewat QR code, loyalty app, sampai program nilai berbelanja spesial tenant F&B jadi bagian dari strategi digitalisasi plaza.
Sebagian plaza apalagi menjalakan kegiatan serupa dengan program delivery buat memperkenalkan layanan take- away dari kedai di dalam plaza, menanggapi keinginan pelanggan yang mau menikmati santapan kesukaan tanpa wajib tiba langsung.
” Menyesuaikan diri teknologi bukan lagi opsi, tetapi keharusan. Ini metode kita buat membagikan kenyamanan, kemampuan, serta angka imbuh untuk wisatawan,” kata Ronald Tanuwidjaja, Ketua Teknologi dari suatu jaringan plaza nasional.
Akibat Ekonomi serta Kesempatan Baru
Ekspansi zona F&B di plaza pula berikan akibat ekonomi positif. Tidak hanya membuka lebih banyak alun- alun kegiatan di aspek perhotelan serta pelayanan santapan, gaya ini mendesak pelakon UMKM kuliner buat naik kategori serta masuk ke pasar modern.
Bagi informasi Federasi Pengelola Pusat Berbelanja Indonesia( APPBI), partisipasi kedai santapan serta minuman kepada keseluruhan penyewaan tenant di plaza bertambah dari pada umumnya 25% pada 2018 jadi 35% pada 2024, serta diproyeksikan lalu naik.
” Tenant F&B bukan cuma penyewa penting, tetapi pula kawan kerja perkembangan untuk plaza. Mereka mendesak kepatuhan wisatawan serta menghasilkan repeat visit yang besar,” tutur Stefanus Hardi, Pimpinan Biasa APPBI.
Tantangan: Kompetisi serta Kestabilan Kualitas
Walaupun gaya ini nampak positif, terdapat tantangan yang wajib dialami. Kompetisi dampingi kedai F&B di dalam plaza amat kencang, alhasil kestabilan mutu produk serta jasa jadi kunci penting buat bertahan. Tidak hanya itu, bayaran carter di plaza yang besar menuntut kemampuan operasional serta inovasi berkepanjangan dari para tenant.
“ Tidak lumayan cuma lezat serta istimewa di dini. Wajib terdapat standar layanan yang terpelihara serta pengalaman klien yang mengasyikkan supaya pelanggan ingin balik,” ucap Chef Raymond Pratama, owner jaringan restoran fusion yang saat ini sudah mempunyai 12 agen di bermacam plaza.
Kesimpulan
Pergantian strategi plaza dalam menguatkan zona santapan serta minuman memantulkan gairah pabrik ritel yang lalu menyesuaikan diri dengan pergantian era. Dengan memperkenalkan lebih banyak opsi kuliner, mengangkat rancangan inovatif, dan mengaitkan teknologi serta komunitas, plaza sukses melindungi relevansi mereka selaku destinasi style hidup modern.
Untuk wisatawan, plaza bukan lagi semata- mata tempat membeli- beli, tetapi pula ruang sosial, investigasi rasa, serta pengalaman bersantap yang tidak tergantikan oleh layar handphone.