Menaker Cakap 3 Jurus Hadapi Masalah Pengangguran – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan 3 jurus mengalami perkara pengangguran
Kondisi pasar tenaga kerja nasional menghadapi tantangan berat. Salah satu alexa99 sebabnya adalah faktor ketidakpastian ekonomi. Guna menghadapinya, Kementerian Ketenagakerjaan sedikitnya menyiapkan tiga jurus.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (8/5/2025), menyatakan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun, dari 4,91 persen pada Agustus 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025. ”Kendati demikian, tantangan kita tetap berat karena ketidakpastian (ekonomi) yang tinggi,” ujarnya.
TPT adalah persentase jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan dari jumlah angkatan kerja. TPT memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan perekonomian dalam menyediakan lapangan kerja dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi kebijakan ketenagakerjaan.
BPS mengumumkan data situasi ketenagakerjaan dalam laporan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025 di Jakarta, Senin (5/5/2025). Jumlah penganggur di Indonesia selama setahun terakhir bertambah sekitar 83.000 orang menjadi 7,28 juta orang per Februari 2025.
Mengenai apa yang akan dilakukan pemerintah menyikapi situasi itu, dia menyebut tiga jurus. Pertama adalah penciptaan lapangan kerja. Tugas ini berada di berbagai kementerian teknis. Kemenaker akan secara aktif bersilahturahmi, berdiskusi, dan mendorong ke arah tersebut.
Salah satunya ialah Kementerian Pertanian. Mengacu ke laporan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025 dari BPS, dia menyebutkan, ada penambahan hampir 900.000 pekerja di sektor pertanian dari Februari 2024 ke Februari 2025 ataupun dari Agustus 2024 ke Februari 2025.
Kementerian teknis lainnya yang diajak silahturahmi dan diskusi ialah Kementerian Perindustrian. Masih mengacu ke laporan BPS yang sama, di sektor akomodasi dan makan minum masih ada penambahan 370.000 pekerja dari Februari 2024 ke Februari 2025 dan 210.000 pekerja dari Agustus 2024 ke Februari 2025.
Kemenaker juga sedang memetakan supaya terbangun sistem yang lebih baik mengenai informasi pasar kerja, termasuk lowongan pekerjaan. ”Sebenarnya, setiap perusahaan wajib lapor ketenagakerjaan. Cuma belum optimal. Nah, ini (pendataan) yang kami kejar supaya terintegrasi dengan platform Siap Kerja,” ucap Yassierli.
Jurus kedua adalah program pelatihan kerja yang menggabungkan pembelajaran praktis dengan pengalaman kerja langsung atau apprenticenship. Kompetensi dan keterampilan yang disasar menyangkut teknologi digital yang berguna untuk masa depan.
Jurus ketiga ialah program kewirausahaan. Sejauh ini, program akan dimasukkan ke satuan pendidikan tinggi sehingga angkatan kerja muda yang telah lulus memilki keterampilan wirausaha. Kemenaker akan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Teuku Riefky, dalam laporan Indonesia Economic Outlook triwulan II–2025, mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, mesin pertumbuhan struktural ekonomi Indonesia cenderung melemah.
Situasi ini ditunjukkan oleh penurunan daya beli, menyusutnya jumlah kelas menengah, dan melemahnya produktivitas sektoral secara persisten.
Pada masa lampau, perekonomian Indonesia masih bisa mengandalkan faktor musiman, seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan libur akhir tahun, untuk mendorong kinerja ekonominya. Kendati masih mampu tumbuh 5 persen pada triwulan IV-2024, dampak faktor musiman semakin melemah.
Pada periode libur akhir 2024, misalnya, masyarakat cenderung memilih untuk berlibur ke destinasi yang lebih dekat secara jarak.
Tekanan pada ekonomi domestik saat ini semakin berat dengan adanya faktor eksternal. Salah satunya eskalasi perang dagang agresif yang dipicu Amerika Serikat (AS) dengan rencana pengenaan tarif impor terhadap 90 negara dan kawasan serta adanya risiko balasan dari sejumlah negara.
Rentan
Riefky berpendapat, menimbang perkembangan situasi ekonomi domestik terkini dan tekanan ekonomi global, Indonesia tidak berada pada posisi yang baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2025 terhadap triwulan I-2024 tumbuh 4,87 persen.
”Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 18.000 pekerja selama dua bulan pertama pada 2025 menunjukkan ada kerentanan pasar tenaga kerja dalam menghadapi tantangan ekonomi yang sedang berlangsung,” ujar Riefky.
Proporsi pekerja informal di Indonesia juga relatif masih tinggi. Laporan Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia dari BPS masih di atas 57 persen. Hal ini memicu kekhawatiran tantangan ekonomi pada masa depan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, sesuai data Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia dari BPS per Februari 2025 terdapat 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja pada Februari 2025 merupakan pengangguran. Jumlah ini meningkat sebanyak 0,08 juta orang dibandingkan Februari 2024.
”Pertanyaan kritisnya, kalau ada angkatan kerja yang bekerja serabutan hanya tiga hari dan itu pun hanya 2–3 jam per hari lalu seterusnya tidak bekerja, apakah mereka disebut pengangguran juga? Ini fenomena yang sekarang terjadi juga,” ujarnya.
Ristadi berpendapat, beban angka pengangguran 7,28 juta orang itu berat. Apalagi, jika data ini dibedah lebih detail. Apabila terbukti banyak penganggur berusia 40 tahun dalam data tersebut, beban negara akan lebih berat. Sebab, investor baru biasanya lebih suka menyerap tenaga kerja yang lebih muda.
Dia melanjutkan, apabila pemerintah menyebut ada sektor industri yang membuka lowongan pekerjaan, itu perlu dilihat secara kritis. Sebab, ada kemungkinan pembukaan lowongan pekerjaan baru tersebut untuk mengisi posisi lama yang karyawan lama terkena PHK.
”Misalnya, pemerintah menyebut sektor industri teknologi sekarang masih membuka lowongan pekerjaan baru untuk 5.000 orang. Pemerintah harus cek, sektor industri ini setahun terakhir melakukan PHK berapa banyak. Jangan-jangan, jumlah pekerja ter-PHK lebih besar,” kata Ristadi.