Malaysia Terbuka Tolak Ukur Kekuatan Indonesia – Hasil dari Malaysia Terbuka, turnamen pertama pada 2025, menjadi tolok ukur bagi PP PBSI periode 2024-2028 untuk membangkitkan bulu tangkis Indonesia.
Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terbilang berat dengan target utama meraih medali emas Olimpiade Los Angeles 2028.
Dalam turnamen yang Kencana69 berlangsung di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, 7-12 Januari, tersebut, Indonesia meraih hasil maksimal perempat final. Hasil itu pun hanya didapatkan dua wakil dari nomor tunggal dan ganda putri, yaitu Putri Kusuma Wardani dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari.
Dalam babak delapan besar yang berlangsung Jumat (10/1/2025), Putri kalah dari Ratchanok Intanon dengan skor 13-21, 21-15, 16-21 meskipun telah memberikan perlawanan ketat. Sementara Fadia/Lanny disingkirkan Jia Yi Fan/Zhang Shu Xian (China), 12-21, 11-21. Tujuh wakil lainnya tersingkir pada dua babak awal, termasuk mereka yang memiliki posisi terbaik dalam peringkat dunia, yaitu Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Hasil tersebut menjadi gambaran kekuatan Indonesia dalam peta persaingan dunia pada fase awal menuju Olimpiade berikutnya setelah Paris 2024. Apalagi, dengan level Super 1000, Malaysia Terbuka diikuti pemain-pemain terbaik setiap negara.
Meskipun kekalahan pada dua babak awal dialami juga pemain-pemain top seperti Viktor Axelsen, Liang Wei Keng/Wang Chang, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, dan Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, skuad ”Merah Putih” tertinggal dari negara lain secara umum. Dari hasil perempat final sepanjang Jumat, tiket semifinal diraih China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand. China mendominasi dengan menempatkan semifinalis pada semua nomor, termasuk tiga wakil pada ganda putri.
Performa Jonatan dan kawan-kawan juga bisa menjadi patokan PBSI 2024-2028 pada masa awal kerja mereka. Apalagi, seperti dikatakan Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat, target besar mereka ialah medali emas Olimpiade LA 2028. Di Paris 2024, bulu tangkis Indonesia hanya mendapatkan perunggu dari Gregoria. Saat itu menjadi Olimpiade kedua ketika tim bulu tangkis Merah Putih gagal meraih emas setelah London 2012.
Program percepatan untuk meningkatkan kemampuan pemain-pemain pelapis, seperti dikatakan koordinator pelatih Mulyo Handoyo, darurat dilakukan. Apalagi, jika becermin dari Malaysia Terbuka, yaitu ketika para pemain senior kalah bersaing dengan pemain negara lain. Faktor usia Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Fajar/Rian, yang berada pada rentang 27-30 tahun pada tahun ini, bisa menjadi kendala jika hanya mengandalkan mereka untuk LA 2028.
Kurangi kesalahan
Di antara atlet yang bisa mendapatkan perhatian untuk program percepatan prestasi tersebut yaitu Putri serta Fadia/Lanny. Perempat final Malaysia Terbuka menjadi perempat final pertama mereka di ajang Super 1000.
Putri memiliki peluang untuk mendekati Gregoria yang sering bersaing sendirian atas nama tunggal putri Indonesia pada turnamen besar. Walaupun tetap memiliki banyak faktor yang harus diperbaiki, performa Putri cukup konsisten sejak September 2024.
Dia tiga kali mencapai final pada level Super 300 dan 500 yang menghasilkan gelar juara Korea Masters 2024. Pada level lebih tinggi, atlet berusia 23 tahun itu mencapai semifinal Denmark Terbuka Super 750 dan perempat final Malaysia Terbuka.
Putri memperlihatkan daya juang yang baik saat melawan Intanon di Axiata Arena meskipun gagal mengulang kemenangan atas juara dunia 2013 tersebut seperti yang dilakukan pada babak kedua Malaysia Masters 2024. Pekerjaan rumah bagi Putri berdasarkan perempat final Malaysia Terbuka ialah belajar mengurangi kesalahan dan menerapkan pola main yang tepat saat perebutan skor berlangsung ketat.
Putri unggul 13-10 setelah tertinggal 2-7 pada gim ketiga. Namun, skor menjadi imbang, 13-13, ketika dua dari tiga poin bagi Intanon didapat karena kesalahan Putri. Tambahan tiga poin beruntun bagi Intanon sejak 14-14 juga karena unforced error Putri.
”Saya terburu-buru ingin meraih poin dengan menyerang, padahal Ratchanok sudah siap mengantisipasi. Saya seharusnya fokus pada pola main yang tepat. Saya pun harus bisa mengurangi kesalahan. Fisik dan mental juga harus ditingkatkan,” ujar Putri mengevaluasi dirinya sendiri.
Kekurangan-kekurangan tersebut bisa dibenahi dalam waktu sekitar dua pekan sebelum pemain peringkat ke-17 dunia itu tampil di Indonesia Masters, 21-26 Januari. Untuk India Terbuka Super 750, pada 14-19 Januari nanti, Indonesia hanya diwakili Gregoria di tunggal putri.
Fadia/Lanny memiliki jeda waktu yang sama dengan Putri untuk tampil dan mendapat hasil lebih baik di Indonesia Masters. Namun, Fadia akan bermain di India Terbuka lebih dulu pada nomor ganda campuran bersama Dejan Ferdinansyah yang menjadi bagian dari pemain pelatnas pada 2025. Dejan berpisah dengan Gloria Emanuelle Widjaja yang menjadi partnernya sejak 2022.
Berdasarkan undian, atlet Indonesia lain yang meneruskan perjalanan ke India yaitu Jonatan, Anthony, dan Fajar/Rian. Adapun pada ganda campuran, debut sebagai pasangan akan dijalani Rinov Rivaldy/Lisa Ayu Kusumawati.