Lit Bakehouse – Kedai kecil itu bagaikan oase di tengah gang di Kota Berumur yang sudah mengukuhkan eksistensinya semenjak berabad dahulu.
Terkini dekat jam 14. 30, kemudian rute di Jalur Gajah Mada, Jakarta, telah hampir tidak beranjak. kencana69 Merambah kawasan tinggal padat di Glodok, jalan- jalannya lalu mengecil. Pasar Petak 9 dengan jejaring gangnya pula bertambah centang perenang karena gerai pakaian, buah- buahan, aksesori, serta sayur- mayur yang bertumpukan.
Di tepi jejaring gang, sebagian sepeda motor diparkir. Wagon ketahui bundar dengan pengeras suara yang bantu turut ambang mudik di antara lalu- lalang pejalan kaki, pemotor, sampai pesepeda. Sehabis dekat 200 m menapaki jalur yang tak mungkin dilewati mobil, kemudian Lit Bakehouse nampak di Gang Pancoran V.
Warung kecil itu bagaikan oase di tengah gang ketat serta berbelok- belok di Kota Berumur yang sudah mengukuhkan eksistensinya semenjak berabad dahulu. Lit Bakehouse nampak aman dengan pigura- pigura yang membingkai gambar roti serta wanita menggunakan congsam, sampai parodi orang dagang gelembung.
Lagu“ The Paper Kites” yang dilantunkan Electric Indigo ditambah embusan dari penyejuk hawa terus menjadi melenturkan saraf. Sejodoh chef menggulung adukan kroisan berbaur keju serta daging di dapur yang cuma dipisah bilik cermin. Di depan, kasa padat jadwal menginput antaran pelanggan ke pc.
Dekat jam 15. 30, sebagian versi kroisan telah amblas. Begitu Lit Bakehouse dengan karakteristik serta hidangan andalannya, kroisan, yang sudah berdiri semenjak tahun 2020. Warung itu tidak cuma menarik wisatawan lokal, namun pula mancanegara.
Masyarakat Belanda
Sophie( 23), misalnya, melipir bersama 2 mahasiswa lain sesama masyarakat Belanda. Pemikiran mereka terbentur pada bakeri yang artistik itu. Sophie amat menikmati esther, kroisan pistasio dengan rasberi. Esther juga meninggalkan opini yang mendalam di isi kepala Sophie.
Seperti flaky( berangkap serta renyah) serta isinya kombinasi yang cocok antara pistasio serta rasberi. Saya senang sekali pastri ataupun kue,” ucapnya sembari mesem.
Bagi Sophie, kroisan yang dicecapnya bermutu besar seperti dari Perancis saja. Beliau membagikan evaluasi yang besar. Wooh, aku hendak kasih 8, 5, betul, ini lezat amat sangat, tutur Sophie yang lagi liburan di Indonesia itu seraya mengangkut pundak.
Harapan Lit Bakehouse, butter croissant, telah meruyakkan keras krenyes- krenyes kala garpu terbenam serta pisau mengirisnya. Kuatnya mentega Perancis terasa benar, bertekstur halus di dalam roti dengan jauh dekat 10 sentimeter( centimeter) serta luas 6 centimeter.
Andalan lain, almond croissant, adonannya hingga dipanggang 2 kali. Di bagian atas kroisan yang melingkar, ditaburi bagian almon panggang serta bubuknya. Susunan kering kroisan menaruh isi yang mengilau. Isi itu jadi pemenang sebab memakai frangipane almon, sejenis kustar buat isian kue yang pekat.
Bayangkan, kroisan bercorak coklat yang seragam sisik di luar, tetapi di dalamnya ada isian halus enak almon berbaur manisnya krim. Nilai lain, tingkatan kedewasaan masing- masing kue yang amat perinci. Sejujurnya, di lidah yang terbiasa makan kue bungkus lezat, pastri khas Eropa meninggalkan rasa kering di kerongkongan.
Istimewanya, almond croissant serupa sekali tidak membagikan opini, ah, pastri itu tidak sesuai buat lidah lokal. Kelihatannya, sebab rasa manis yang meresap perlahan memahami gerong mulut. Bukan manis yang melabrak.
Apabila mau mencicipi manis yang lebih kokoh, cinnamon scroll dapat jadi opsi. Kue ini dibangun melingkar semacam cinnamon roll pada biasanya. Dibubuhi gula putih di atasnya, kue juga nampak glossy.
Walaupun didiamkan semalam suntuk, kue tidak lalu berganti kelu. Tiap gigitan kue yang benyek menghasilkan rasa suka di batin. Abuk kusen manis menemani masing- masing susunan adukan pipih di bagian dalam kue. Aroma cinnamon scroll juga mengarah berbau manis. Kue yang belalah dilumat mulut itu melebur dipadu dengan butir- butir gula yang krenyes.
Kroisan- kroisan Lit Bakehouse sedemikian itu’ mengerkah’ berkah perencanaan yang jauh. Hari awal, adukan didiamkan supaya berkembang serta dimasukkan ke dalam kulkas. Adukan kemudian dilengkapi daging, selai, ataupun keju kemudian ditaruh lagi pada hari kedua. Hari ketiga, kemudian kroisan dipanggang.
Dihantam pandemi
Kroisan- kroisan nan benyek serta renyah dihidangkan Lalita Setiandi dengan menimba ilmu di Le Cordon Bleu, Sydney, Australia, sepanjang dekat 5 tahun. Sekembalinya ke Tanah Air, beliau mendirikan Lit Bakehouse. Belum apa- apa, upaya animo penggila kuliner itu telah dihantam endemi.
Beliau mendalami pemisahan sosial dengan menjual pastri- pastrinya dengan cara daring. Lalita betul- betul mengawali bisnisnya dari nihil.“ Jujur, aku enggak ketahui pasarnya seperti apa. Coba berkarya dahulu, deh, supaya ketahui. Bertepatan, tempatnya memanglah memiliki keluarga,” ucapnya.
Beliau menjantur ruang- ruang buat mereparasi dapur, meja alumunium, serta kulkas jadi dapur. Lalita awal meracik tiramisu. Amati gimana esok saja. Pemisahan ingin berapa lama, kan, enggak ketahui. Jika aku buka untuk konsumen pula, tidak tahu jalur ataupun enggak. Aku berjuang saja,” tuturnya.
Beliau lalu terpikir buat menggelontorkan kroisan, sebab amat menyukainya, tahun 2021. Lelet laun, lezatnya polesan Lalita itu menabur dari mulut ke mulut. Terlebih, pemisahan sosial mulai dilonggarkan bersamaan banyaknya wisatawan yang berdatangan pada bulan puasa, tahun 2022.
Coba buka pintu, nyatanya orang masuk. Meja ditambah serta bidang dalamnya dirapikan,” cakap Lalita yang luang membobok hampir semua tabungannya buat menjaga Lit Bakehouse.
Terdapat yang bilang,‘ Enggak salah? Lo enggak edan?’ Ataupun, Glodok kotorlah. Di gang enggak hendak jalur. Hingga terdapat yang tiba cari aku serta memohon warung ditutup saja,” kenangnya.
Beliau risau luar lazim, tetapi bergeming dengan beriktikad bantuan yang tidak hendak ditahan Tuhan bila memanglah bernazar bagus. Lalita pula bersikeras buat berupaya dibanding penasaran. Andaikan kandas, beliau senantiasa merasa berhasil.
Saat ini, Lit Bakehouse yang buka pada jam 08. 30- 17. 00 sudah memperkerjakan 16 karyawan. Warung dengan besar dekat 60 m persegi itu dapat menampung dekat 25 wisatawan. Pelanggan asing ikut berdatangan, antara lain, dari Jerman, Italia, Australia, Inggris, Brunei, Singapore, serta Cina.
Lit Bakehouse melayankan dekat 40 versi serta 20 di antara lain merupakan kroisan. Tiap hari, dekat 100 kroisan terjual. Harga sebagian butter croissant, semisal, Rp 27. 000, almond croissant Rp 45. 000, cinnamon scroll Rp 32. 000, serta tiramisu klasik Rp 125. 000.