Bercahaya Antusiasme Jiwa Eddy Betty – Eddy mau menjaga bercahaya jiwanya pada bumi mode supaya tidak memudar dengan menantang dirinya.
Sehabis bolos 8 tahun dari pentas peragaan pakaian, Eddy Betty( 55) balik ke sesi ambalan yang terkini. Luminescence yang berarti kencana69 pendar sinar jadi statment Eddy buat membangkitkan bercahaya api kecintaannya kepada mode.
Puluhan tahun berkecimpung di bumi bentuk, Eddy mau menjaga antusiasme jiwanya pada mode supaya tidak memudar sedemikian itu saja. Beliau membiarkan dirinya bercanda melalui koleksi eksperimental dengan material non- tekstil. Eddy menjelaskannya dengan cahaya wajah bercahaya dikala ditemui di balik pentas saat sebelum peragaan pakaian diselenggarakan.
Luminescence itu sesungguhnya antusias buat hidup lagi,” better life”.
” Luminescence itu sesungguhnya antusias buat hidup lagi, better life. Desainnya banyak yang seperti coba- coba gitu. Sangat berarti merupakan gimana challenge buat diri aku sendiri. Sebab jika kita stuck, seperti lampu minyak tanah ingin mati,” tutur Eddy.
Dalam peragaan busananya yang berjalan di Penginapan Agung Senayan Jakarta Pusat, Kamis( 15 atau 5 atau 2025), Eddy menunjukkan 77 koleksi terbarunya yang termotivasi dari pendar sinar mentari. Dikala endemi Covid- 19 mulai melandai, Eddy menghabiskan waktunya di Bali. Inspirasinya tiba kala beliau lagi bersantai menikmati petang di tepi laut yang hening. Kala itu matanya terpesona pada keelokan sulur- sulur sinar hening di akhir alam laut menjelang matahari karam.
Kehebohan warna kala mentari karam itu terpancar dari salah satu koleksi gaunnya yang menunjukkan ombre krem kebesaran. Kain yang jatuh menjuntai lesu itu membagikan impresi serangan angin halus. Ditambah topi tudung jaring besar, bentuk bentuk juga terkesan istimewa, kombinasi konvensional sekalian futuristik.
Dalam koleksinya kali ini, Eddy berupaya pergi dari pakem garmen. Beliau berani bereksperimen dari angan- angan serta materi- materi yang belum sempat dipakai lebih dahulu. Memandang air laut nampak kebesaran terserang pantulan cahaya mentari, Eddy banyak mempelajari pertanyaan warna serta lipatan.
Seluruhnya tuh bustier di dalam, namun enggak nampak. Enggak harus seluruh terbuka. Jika dahulu, kan, seluruh terbuka.
Banyak koleksinya yang bercorak jelas, semacam kuning lemon, hijau ganggang belia dipadu dengan putih yang tembus pandang, serta warna ungu yang terang. Di salah satu gaunnya, Eddy menggunakan kain organza silk yang berkilat. Kain itu melilitkan tidak terpenggal bagian dasar serta sisi bentuk. Di bagian pinggang, ada dampak ikat simpul dari kain yang serupa alhasil lekuk badan nampak elok. Sedangkan, pada bagian tengah, bustier dengan warna senada diperlihatkan.
Biasanya, bustier, dipakai selaku pakaian bagian dalam. Tetapi, pendesain kelahiran Jambi itu mempunyai karakteristik khas mengganti bustier selaku pakaian luaran tertentu. Tetapi, di pertunjukan kali ini, bustier tidak jadi perihal yang sangat muncul.
” Seluruhnya tuh bustier di dalam, tetapi enggak nampak. Enggak harus seluruh terbuka. Jika dahulu, kan, seluruh terbuka,” tutur Eddy merujuk pada koleksi Liberte tahun 2017.
Di tangan Eddy, bustier dapat disulap sedemikian muka. Bustier dijadikan bagian atas dari gaun- gaun yang menunjukkan wujud keramba. Eddy menceritakan, kala di tepi laut, beliau mencermati kegiatan masyarakat dekat. Irama aksi nelayan yang menaburkan jala itu diterapkan dalam wujud garis- garis keramba.
Salah satunya merupakan baju bercorak kebesaran yang mengucurkan kontur bustier kencang dengan arsitektur tulang- tulang yang jelas. Pada bagian leher yang terbuka, garis- garis kerangka menyambung rute berseni hingga ke bagian dasar, ialah rok melingkar( cage skirt) yang dilapisi glitter yang menggemparkan. Bentuk ini memperlihatkan kulit badan bentuk dengan cara utuh.
Melalui gesekan Eddy, keramba menjelma jadi arsitektur konsep avant- garde yang mengucurkan aura kewanitaan yang kuat. Ini tecermin di salah satu baju bercorak merah berumur menyala yang nampak dari depan menyamai liukan api. Bagian atas didesain one shoulder asymmetric serta membuat rajutan pita.
Sedangkan, yang amat muncul merupakan di bagian dasar. Balen yang dibungkus kain merah itu membuat pita- pita keras serta jelas, namun senantiasa elastis alhasil wujudnya membengkok. Umumnya, balen dipakai di bagian dalam, namun Eddy mau menampilkannya di bagian luar baju. Eddy bermaksud membuat tangga bunyi, not batangan yang mencuat- cuat dalam garis yang luas.
Beraneka ragam material
Keahlian Eddy dalam main dengan wujud tidak hingga sana. Rajutan simpul makrame bercorak gading dapat jadi bagian dasar suatu baju yang berjumbai- jumbai. Pada bagian atas, Eddy mengonsep kain yang menjajaki wujud badan si bentuk menyamai khayalan bustier.
Pernikahan materi pula beliau jalani, semacam lilitan rajutan wol yang dirajut dengan kawat besi. Pemakaian kawat besi itu ialah salah satu wujud inovasi yang didatangkan Eddy malam itu. Antusias Eddy membawanya pergi dari pakem materi- materi kain konvensional. Beliau mencampurkan materi kulit, plastik, akrilik, materi flanel topi barik, sampai karet.
Baju kecil yang berbahan bawah karet itu bercorak gelap serta dipadukan dengan topi besar yang memenuhi bentuk. Di bagian rok yang meluas, nampak karet bertumpukan alhasil menghasilkan khayalan yang amat hitam serta kompleks. Buat Eddy yang gemar mencoba- coba, karet jadi materi yang sesuai buat dijelajah.
” Itu buat challenge myself, nyatanya dapat buat ini itu. Tidak hanya itu pula buat menginspirasi pendesain belia kalau dapat loh buat pakaian itu tidak harus dari kain. Supaya buka mata kalau terdapat pendesain Indonesia yang pula eksperimental,” tutur Eddy.
Investigasi yang lain merupakan materi kulit ikat pinggang yang dituang ke dalam wujud baju kecil terbuka di bagian pundak. Ikat pinggang bercorak gelap metalik itu dijalin mengelilingi badan bentuk bergengsi bentuk gothic yang modern serta chic.
Tidak hanya itu, Eddy pula meningkatkan sepatu bot bercorak pucat( nude) dengan aksen baris gelap lurus yang mempertegas style yang langsing. Dalam koleksinya kali ini, Eddy bekerja sama dengan jenama lokal sepatu 1001.
Belum menyudahi di sana, Eddy mau menerjemahkan pendar sinar mentari ke dalam wujud baju yang futuristik serta apalagi terkesan cyberpunk. Banyak dari gaunnya yang memakai bagian kaca alhasil memancarkan kilap gemerlapan.
Salah satunya merupakan jumpsuit abu- abu belia yang dipadati dampak kilap dari tinsel. Pada bagian atas bustier tanpa ikatan, Eddy membagikan gesekan spesial, ialah pecahan- pecahan kaca yang menjajaki wujud dada serta nampak semacam kristal.
Di tengah arah style minimalis yang sedang digandrungi, Eddy tengah mencoba dirinya sendiri serta mengirim jiwanya ke dalam tiap ciptaannya. Melalui penelitian dengan beraneka ragam material, bagus garmen ataupun non- tekstil, Eddy mau mengatakan luapan hatinya yang dituangkan melalui pendar sinar.
Menurutnya, gaun- gaun yang telah semacam buah hatinya sendiri ini ialah wujud dari spiritnya yang tidak dapat beliau menggerai, tetapi dapat dialami. Tidak tersurat, tetapi tersirat. Pada kesimpulannya, busana- busana Eddy mengajak kita menyelam ke dalam mimpinya serta memaknakan tiap lembar ciptaannya.