Alex Pastoor Kandidat Asisten Pelatih Timnas Indonesia – Pelatih asal Belanda, Alex Pastoor, bersama rekan senegara, Denny Landzaat, dikabarkan bakal menjadi asisten pelatih timnas Indonesia.
PSSI memastikan asisten pelatih timnas adalah sosok yang mumpuni dalam hal teknis untuk melengkapi tim kepelatihan, khususnya pelatih kepala yang sosoknya dihormati.
Sejumlah media Belanda melaporkan kabar soal bergabungnya Alex Pastoor dan Denny Landzaat ke timnas Indonesia, Selasa (7/1/2025). De Telegraaf, misalnya, menyebut, Alex Pastoor dan Denny Landzaat akan dibawa oleh Patrick Kluivert untuk rajaburma88 melatih timnas Indonesia. Patrick Kluivert, sebelumnya dikabarkan bakal menjadi pelatih kepala skuad ”Merah Putih”, diberikan kebebasan untuk mengisi staf kepelatihannya.
”Dia (Kluivert) telah mengarahkan pandangannya kepada Alex Pastoor yang berpengalaman sebagai tangan kanannya. Pelatih asal Belanda utara itu adalah pelatih Almere City hingga musim panas lalu, yang berhasil dia antar promosi ke Eredivisie (untuk musim 2022-2023),” tulis De Telegraaf.
Setelah meninggalkan Almere, lanjut De Telegraaf, Alex Pastoor mengambil jeda dan menolak beberapa tawaran. Namun, Pastoor menerima permintaan dari Kluivert untuk menjadi asisten pelatih.
Pastoor memiliki beberapa pengalaman melatih klub di Belanda. Sosok kelahiran Amsterdam, 26 Oktober 1966, ini mengawali kariernya sebagai pelatih tim U-19 AZ Alkmaar pada 2001, lalu tim senior AFC’34 pada 2002 sampai 2005.
Empat tahun berselang, Pastoor baru kembali melatih dengan menangani Excelsior. Seperti dengan Almere City, Pastoor juga sukses mengantar Excelsior promosi ke Eredivisie untuk musim 2010-2011.
Hal serupa dilakukan Pastoor bersama Sparta Rotterdam pada musim 2015-2016 ketika berhasil naik kasta ke Eredivisie. Artinya, Pastoor tiga kali mengantar tim Eerste Divisie, kompetisi kasta kedua di Belanda, promosi ke Eredivisie.
Seperti Pastoor, Landzaat juga memiliki beberapa pengalaman melatih klub di Belanda. Namun, Landzaat lebih sering menjadi asisten pelatih dan menangani tim yunior, seperti tim U-17 dan U-21 AZ Alkmaar, pada rentang 2014-2018.
Hingga akhir 2024, Landzaat yang merupakan mantan pemain Ajax Amsterdam dan timnas Belanda ini menjadi asisten pelatih Pascal Jansen di klub Hongaria, Ferencvaros.
Pada Senin (6/1/2025) ketika mengumumkan pemecatan pelatih Shin Tae-yong, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir menyampaikan rencana untuk pelatih pengganti. Erick mengatakan, pengganti Shin merupakan pelatih asal Belanda. Sang pelatih akan bekerja dengan didampingi dua asisten.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, Selasa (7/1/2025), menambahkan, tim kepelatihan yang didatangkan nanti akan lengkap. ”Asisten ada yang bertanggung jawab untuk tim U-23, ada yang fokus ke teknik,” ucap Arya.
”Nanti, coba dengar saja siapa asisten pelatih yang khusus teknik, yang pasti level tinggi di Belanda. Kami ambil dari Belanda juga. Yang pasti punya prestasi meloloskan klub-klub masuk Eredivisie. Asisten seperti ini satu-kesatuan. Jadi, ada sosok yang dihargai, ada yang punya kemampuan teknik,” tuturnya lagi.
Arya mengatakan, pencarian pelatih untuk timnas didasarkan pada pola pikir sepak bola Eropa yang menempatkan pelatih sebagai sosok yang punya kepemimpinan dan dihormati pemain. Aspek ini, kata Arya, penting agar pemain, terutama para pemain diaspora yang juga memiliki pola pikir Eropa, mau mendengarkan dan menghormati pelatih.
Menurut Arya, pemilihan pelatih dengan karakteristik demikian merupakan konsekuensi dari keputusan mengambil pemain diaspora untuk memperkuat timnas. Artinya, pelatih yang menangani pemain pun harus mampu meningkatkan level anak asuhannya.
”Jadi, butuh yang namanya pemimpin dalam diri seorang pelatih, didampingi asisten pelatih yang kuat secara teknik, ini pun sudah dicari oleh Pak Erick. Soal nanti ada kelemahannya, tidak ada pelatih di dunia ini yang tidak ada kelemahannya. Namun, dicari yang mumpuni,” ujar Arya.
Erick Thohir sebelumnya tidak menampik bahwa persoalan komunikasi menjadi salah satu pertimbangan memberhentikan Shin. Persoalan komunikasi itu coba diselesaikan dengan menunjuk pelatih timnas yang juga berasal dari Belanda.
Dengan adanya kesamaan latar belakang, PSSI berharap ada kelancaran komunikasi serta filosofi dari para pemain diaspora Indonesia yang memang kebanyakan tumbuh dalam kultur sepak bola Belanda.