kiano88 impian789 alexa99 los303 dahlia77
rajaburma88
los303
alexa99
sisil4d
Home » Sainz Memburu Kemenangan Kelima Reli Dakar Di Usia 62 Tahun

Sainz Memburu Kemenangan Kelima Reli Dakar Di Usia 62 Tahun

Sainz Memburu Kemenangan Kelima Reli Dakar Di Usia 62 Tahun - Pereli berusia 62 tahun, Carlos Sainz, mengawali 2025

Sainz Memburu Kemenangan Kelima Reli Dakar Di Usia 62 Tahun – Pereli berusia 62 tahun, Carlos Sainz, mengawali 2025 dengan misi besar, memenangi Reli Dakar untuk kelima kali bersama lima pabrikan berbeda.

Di saat pereli seusianya Kencana69 memilih menikmati masa pensiun, Sainz masih memiliki energi dan motivasi tinggi untuk menaklukkan reli lintas alam terkeras itu, yang akan bergulir pada 3-17 Januari di Arab Saudi, menempuh hampir 8.000 kilometer dalam 12 etape.

Juara dunia reli WRC pada 1990 dan 1992 itu membela Ford Performance di kelas mobil T1+ Dakar 2025 dengan kendaraan andalan Ford Raptor bermesin V8 dengan kapasitas 5.0L. Mobil yang dirancang khusus untuk reli lintas alam atau Rally Raid ini dibangun Ford Performance bersama M-Sport. Dua mobil diturunkan Ford, dengan mengandalkan Carlos Sainz, Nani Roma, Mattias Ekstrom, dan Mitch Guthrie Junior.

”Tahun pertama di Dakar sangat sulit. Saya pebalap veteran, tetapi saya berharap bisa menjalankan pekerjaan dengan baik,” ujar Sainz.

”Dakar merupakan balapan yang sangat gila. Saya cukup beruntung bisa menang bersama empat pabrikan berbeda, dan Anda tahu, rencana saya saat ini adalah menang bersama Ford,” kata pereli kawakan asal Spanyol itu dalam video di laman Red Bull.

”Saya sangat senang karena Ford memberikan saya kesempatan pertama untuk bergabung di kejuaraan dunia reli bertahun-tahun lalu, sesuatu yang akan selalu saya syukuri,” ujar Sainz terkait debutnya dalam WRC pada 1987.

Sainz pertama kali tampil dalam Reli Dakar pada 2006 bersama Volkswagon. Dia memenangi Reli Dakar bersama VW pada 2010. Kemenangan kedua dia raih pada 2018 bersama Peugeot, disusul kemenangan ketiga pada 2020 bersama Mini Cooper, dan pada 2024 bersama Audi meskipun tidak memenangi satu pun etape.

”Kemenangan dalam Dakar terakhir merupakan sesuatu yang bersejarah, dan saya masih sangat gembira melakukan itu. Tetapi itu sudah berlalu, dan sekarang saya berkonsentrasi pada edisi berikutnya, di mana saya berharap dapat bersaing bersama merek dan proyek baru,” ujar Sainz di laman Reli Dakar.

Sainz menguji mobil barunya sejak pertama dibangun, 260 hari sebelum Reli Dakar 2025 bergulir. Mobil dibangun dan diuji di Inggris, kemudian disiksa di sejumlah lintasan reli yang menyerupai gurun. Dalam salah satu tes, Ford menemukan dua retakan pada pelat sasis dan itu merupakan temuan krusial sebelum Dakar.

Ford Raptor T1+ kemudian menjalani ujian sesungguhnya dalam Reli Maroko 2024. Namun, Sainz gagal start pada etape kedua karena ada kerusakan pada mobil, dan tim memutuskan untuk mundur. Apa yang ditemukan dalam reli Maroko itu sangat penting untuk membangun mobil yang lebih kuat untuk Dakar.

”Anda perlu menghormati Dakar. Jika tidak, cepat atau lambat, Dakar akan menghukum Anda. Ketika Anda melakukan persiapan, Anda melakukan pengujian meskipun Anda berpikir semuanya di bawah kendali, sesuatu akan terjadi (di Dakar),” kata Sainz.

”Anda bisa meraih banyak waktu jika tancap gas dengan keras, tetapi cepat atau lambat, jika Anda mengambil risiko terlalu banyak, Anda akan menerima akibatnya,” tegas ayah dari pebalap Formula 1 Carlos Sainz Junior itu.

Terkait dengan hasil di Maroko, Sainz menilai, saat itu dirinya menggunakan setelan untuk 2025, sedangkan pebalap lain menggunakan setelan 2024. Kondisi itu membuat dirinya tidak tahu pasti seperti apa peta persaingan untuk Dakar musim ini.

Namun, dirinya optimistis Ford dan M-Sport akan memberi mobil yang tangguh untuk melawan tim-tim berpengalaman, seperti Toyota Gazoo, juga Dacia Sandrider yang mengandalkan pereli top Nasser Al Attiyah yang memenangi Reli Maroko serta menjuarai W2RC 2024.

”Semua orang sangat termotivasi, meskipun memang benar bahwa Dakar adalah balapan yang berat, dan di tahun pertama proyek, tidak peduli berapa banyak tes yang Anda lakukan, Anda selalu harus membayar kenyataan bahwa mobil tersebut tidak memiliki kilometer dan pengalaman yang sama dengan yang dimiliki oleh para pebalap lain sebelumnya,” ujar Sainz.

”Sulit untuk mengatakan di mana posisi semua orang karena kami pergi ke Maroko dengan setelan performa yang akan pertama digunakan pada 2025, dan yang lainnya menggunakan setelan lama. Namun, saya yakin bahwa itu akan lebih seimbang dari sebelumnya. Kami melihat bahwa itu akan cukup seimbang antara Toyota, Dacia, Mini, dan kami, dan itu akan menjadi Dakar yang sangat menghibur. Kami harus menjalani itu hari demi hari, melihat di mana posisi kami, apa yang kami temukan, dan seberapa kompetitif kami,” kata Sainz.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *